Biodata


Deprilian kurnia terlahir dari seorang pasangan terbaik di dunia yaitu adalah seorang perempuan dan lelaki. Peremupan itu cantik, baik dan tidak ada yang bisa mengalahkanya yaitu mamah saya yang bernama DEDEH KURNIASIH dan lelaki itu gagah, Ganteng, baik, pemberani dan dia adalah papah saya yaitu HELMY. Saya di lahirkan di bogor waktu mamah saya ingin menuju kerumah nenek saya. Sebenarnya mamah saya tidak ada niatan untuk melahirkan saya di bogor, tetapi Pas perjalanan ke rumah nenek saya mamah saya meringkuk kesakitan dalam perutnya mungkin itu tanda saya ingin dilahirkan didunia ini, maka dari itu mamah saya langsung menuju rumah sakit terdekat didaerah bogor. Saya terlahir pada tanggal 26 april 1998 hari minggu pukul 15.30 wib. Saya sangat senang di lahirkan oleh pasangan yang begitu sempurna dan saya tidak menyangka bisa dilahir kan oleh kedua orang tua yang terbaik. Dan nama saya di ambil dari tanggal lahir saya yaitu 26 april maka dari itu nama saya adalah depril yang artinya dua enam april, saya rasa mamah saya dan papah saya nanggung untuk mengasih nama depril doang maka dari di tambahkan menjadi deprilian kurnia. Kurnia adalah nama dari mamah saya.

Tangerang



Tangerang adalah tempat dimana banyak pendatang yang mencari nafkah, tetapi tangerang banyak juga warga asli tangerangnya, tangerang merupakan kota yang banyak fasilitis untuk berkreasi atau liburan, tangerang juga mempunyai banyak taman.

Kepala daerah Kota Tangerang adalah seorang wali kota dan wakil wali kota yang dipilih langsung oleh warga Tangerang dalam pilkada setiap lima tahun sekali. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang saat ini adalah Arief RachadionoWismanysah dan Sahcrudin yang berasal dari Partai demokrat setelah dipilih oleh rakyat kota Tangerang pada pemilihan umum wali kota tangerang 2013 Lembaga legislatif kota Tangerang adalah DPRD Kota tangerang  yang juga langsung dipilih rakyat Tangerang dalam pemilihan umum legislatif setiap lima tahun sekali bersamaan dengan pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD serentak secara nasional. DPRD Kota Tangerang bersidang di gedung DPRD kota yang memiliki 50 perwakilan dari 5 daerah pemilihan yang tersebar di seluruh kota Tangerang.


Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan perkotaan Jabotabek setelah Jakarta. Saat ini Kota Tangerang dipimpin oleh H. Arief Rachadiono Wismansyah, BSc.,Mkes sebagai walikota Tangerang dan Drs. H. Sachrudin sebagai wakil walikota Tangerang.
Kota Tangerang terdiri atas 13 kecamatan, yaitu Batuceper, Benda, Cibodas, Ciledug, Cipondoh, Jatiuwung, Karangtengah, Karawaci, Larangan, Neglasari, Periuk, Pinang, Tangerang, yang dibagi lagi atas sejumlah 104 kelurahan. Dahulu Tangerang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif, dan akhirnya ditetapkan sebagai kotamadya pada tanggal 28 Februari 1993. Sebutan ‘kotamadya’ diganti dengan ‘kota’ pada tahun 2001.
Dulu bernama Tanggeran. Menurut tradisi lisan yang menjadi pengetahuan masyarakat Tangerang, nama daerah Tengerang dulu dikenal dengan sebutan Tanggeran yang berasal dari bahasa Sunda yaitu tengger dan perang. Kata “tengger” dalam bahasa Sunda memiliki arti “tanda” yaitu berupa tugu yang didirikan sebagai tanda batas wilayah kekuasaan Banten dan VOC, sekitar pertengahan abad 17.
Oleh sebab itu, ada pula yang menyebut Tangerang berasal dari kata Tanggeran (dengan satu g maupun dobel g). Daerah yang dimaksud berada di bagian sebelah barat Sungai Cisadane (Kampung Grendeng atau tepatnya di ujung Jalan Otto Iskandar Dinata sekarang). Tugu dibangun oleh Pangeran Soegiri, salah satu putra Sultan Ageng Tirtayasa. Pada tugu tersebut tertulis prasasti dalam huruf Arab gundul dengan dialek Banten, yang isinya sebagai berikut :
Dengan nama Allah tetap Maha Kuasa
Dari kami mengambil kesempatan pada hari Sabtu
Tanggal 5 Sapar Tahun Wau
Sesudah perang kita memancangkan Tugu
Untuk mempertahankan batas Timur Cipamugas
(Cisadane) dan Barat yaitu Cidurian
Semua menjaga tanah kaum Parahyang
Sedangkan istilah “perang” menunjuk pengertian bahwa daerah tersebut dalam perjalanan sejarah menjadi medan perang antara Kasultanan Banten dengan tentara VOC. Hal ini makin dibuktikan dengan adanya keberadaan benteng pertahanan Kasultanan Banten di sebelah barat Cisadane dan benteng pertahanan VOC di sebelah Timur Cisadane. Keberadaan benteng tersebut juga menjadi dasar bagi sebutan daerah sekitarnya (Tangerang) sebagai daerah Benteng. Hingga masa pemerintahan kolonial, Tangerang lebih lazim disebut dengan istilah “Benteng”.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, sekitar tahun 1652, benteng pertahanan Kasultanan Banten didirikan oleh tiga maulana (Yudhanegara, Wangsakara dan Santika) yang diangkat oleh penguasa Banten. Mereka mendirikan pusat pemerintahan kemaulanaan sekaligus menjadi pusat perlawanan terhadap VOC di daerah Tigaraksa. Sebutan Tigaraksa, diambil dari sebutan kehormatan kepada tiga maulana sebagai tiga pimpinan (tiga tiang/pemimpin). Mereka mendapat mandat dari Sultan Agung Tirtoyoso (1651-1680) melawan VOC yang mencoba menerapkan monopoli dagang yang merugikan Kesultanan Banten. Namun, dalam pertempuran melawan VOC, ketiga maulana tersebut berturut-turut gugur satu persatu.
Perubahan sebutan Tangeran menjadi Tangerang terjadi pada masa daerah Tangeran mulai dikuasai oleh VOC yaitu sejak ditandatangani perjanjian antara Sultan Haji dan VOC pada tanggal 17 April 1684. Daerah Tangerang seluruhnya masuk kekuasaan Belanda. Kala itu, tentara Belanda tidak hanya terdiri dari bangsa asli Belanda (bule) tetapi juga merekrut warga pribumi di antaranya dari Madura dan Makasar yang di antaranya ditempatkan di sekitar benteng. Tentara kompeni yang berasal dari Makasar tidak mengenal huruf mati, dan terbiasa menyebut “Tangeran” dengan “Tangerang”. Kesalahan ejaan dan dialek inilah yang diwariskan hingga kini.

Sebutan “Tangerang” menjadi resmi pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945. Pemerintah Jepang melakukan pemindahan pusat pemerintahan Jakarta (Jakarta Ken) ke Tangerang yang dipimpin oleh Kentyo M Atik Soeardi dengan pangkat Tihoo Nito Gyoosieken seperti termuat dalam Po No. 34/2604. Terkait pemindahan Jakarta Ken Yaskusyo ke Tangerang tersebut, Panitia Hari Jadi Kabupaten Tangerang kemudian menetapkan tanggal tersebut sebagai hari lahir pemerintahan Tangerang yaitu pada tanggal 27 Desember 1943. Selanjutnya penetapan ini dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Tangerang Nomor 18 Tahun 1984 tertanggal 25 Oktober 1984.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tangerang

Tangerang adalah tempat dimana banyak pendatang yang mencari nafkah, tetapi tangerang banyak juga warga asli tangerangnya, tangerang me...